Kopaja Ajaib
Minggu, 25 Oktober 2015 - Late post.
"Di
sebuah halte busway bernama Duren Tiga, daerah Jakarta Selatan..."
Shock.
Adalah
ekspresi ketika membaca pengumuman di pintu masuk halte busway yang bertuliskan
"Halte busway ditutup sampai jam 12 karena jalanan digunakan untuk lari
marathon."
Bayangkan,
dari kostan udah semangat banget mau jalan-jalan tiba-tiba dihadang sama
tulisan macam gitu. Remuk hati adek, bang! </3. Mau balik, malu lah sama
tetangga udah pamitan mau jalan. Mau lanjut jalan, ngga ngerti mau naik apa
lewat mana haha.
Saya
sempat nanya sama dua anak SMP yang lewat depan saya saat itu, angkutan umum
apa yang ngelewatin Monas. Tapi mereka nggak tahu. Duh, ternyata ga semua orang
Jakarta ngerti Jakarta. Kalau udah kayak gini ceritanya mari kita tanyakan saja
pada ahlinya... Mbah Google! Mbah Google emang sangat membantu disaat-saat
genting seperti ini. Pada saat itu saya mencari trayek kopaja yang menuju Museum Nasional Indonesia, trayeknya yang melewati
Monas atau minimal yang mendekati Monas lah. Sampai akhirnya ketemu kode S.602.
Menurut petunjuk yang saya temukan, itulah kopaja yang harus saya naiki menuju
Monas.
Nggak
lama setelah itu, datang juga S.602 lewat koridor busway. Karena posisi saya di
seberang koridor busway otomatis saya harus nyeberang dong, trus ngelompatin
pembatas koridor kayak atlet lompat tinggi gitu biar bisa masuk ke kopaja
(lebay, don't try this anyway). Sebelum masuk kopaja saya nanya dulu ke Pak
Kerneknya...
"Lewat
Monas ga, Pak?" tanya saya (udah ngelangkahin satu kaki ke pintu tuh)
"Yaa
nanti sesampainya aja lah, Neng." kata si Pak Kernek (dua kaki saya udah
di dalam kopaja, kopaja mulai jalan).
DANGGGG!!
Perasaan
saya langsung ga enak karena Pak Kernek memberi jawaban yang nggantung. Pak,
nggak enak kali digantungiiin. Roman-romannya saya bakal turun di tempat antah
berantah nih. Dan bener aja, semua jalan menuju Monas emang ditutup termasuk
jalurnya S.602. Si S.602 pun cari jalur lain sampai akhirnya tiba di tujuan
akhir yaitu... Tanah Abang.
DANGGGG!!
(2)
Men,
ini sih sama sekali nggak lewat Monas ya. Saya ngerasa kayak orang ilang di
jalanan. Walau begitu saya berusaha untuk tetep kalem dan terlihat cool aja,
biar ngga keliatan kayak orang bingung. Ohya, sebelumnya saya udah nyari info
angkutan apa yang bisa saya naiki dari Tanah Abang menuju Monas, buat
antisipasi kalau di turunin di Tanah Abang (yang akhirnya kejadian juga).
Sambil
jalan ke tempat yang lebih ramai, saya memperhatikan angkot-angkot yang lewat.
Angkot yang saya cari adalah nomer 08, jurusan kota. Sekitar tiga menitan saya
memperhatikan angkot-angkot yang lewat, sayangnya saya nggak melihat ada angkot 08 yang
lewat. Hmm, mungkin memang nggak lewat jalan ini pikir saya. Saya memutuskan
untuk bertanya pada petugas Dishub yang sedang berjaga. FYI kalo di Jakarta
hati-hati kalau mau nanya-nanya. Baiknya nanya sama orang yang memang bisa
dipercaya misal polisi atau petugas resmi utusan pemerintah. Nah pas saya nanya
ke Pak Dishub tiba-tiba dari arah lain muncul angkot yang digadang-gadang!
Angkot 08 *.* Walaupun gak kekejar, setidaknya udah tau harus nunggu si 08 ini
dimana.
Allah
baik banget sama saya.
Walaupun
menurut info Pak Dishub angkot 08 itu jarang lewat di depan Tanah Abang Blok B,
tapi nggak pake lama si 08 datang menghampiri dan mengantarkan saya mendekati
tujuan :')
Kisah
naik angkutan umum belum berakhir sampai disitu, teman-teman. Setelah puas muter-muter menjelajah museum. Sekitar jam 11 saya keluar
dari tempat tersebut kemudian mencari tempat duduk sambil menunggu busway kembali beroperasi. Sekitar
satu jam saya menunggu sampai kerongkongan kering kerontang rasanya, akhirnya
pintu halte dibuka juga. Ada tiga jurusan di halte Monas, saya memilih jurusan
Ragunan. Akan tetapi baru aja duduk belum ada satu menit di dalam halte, ada
petugas busway menghampiri.
"Mba
mau ke arah Ragunan? Busway Ragunan baru dilepas sekitar jam setengah duaan,
Mba."
DANGGGG!!
(3)
Apaaah.
Setengah dua?? Hello, cukup sudah saya menantikan kehadiranmu selama satu setengah
jam, Busway. FYI, saya udah ada janji jam 2!
"Tapi
kalau nggak naik busway naik apa dong??" dalam hati berbisik. Secara posisi udah diujung koridor busway, sedangkan antrian di belakang saya bejubelnya nggak ketulungan. Seperti terjebak.
Dan
lagi, Allah baiiiiik banget sama saya. Pertanyaan saya dijawab seketika dengan munculnya
sebuah kopaja dari kejauhan. Iya kopaja. Kamu tau nomernya berapa? S.602!
Harapan untuk bisa kembali ke kost tepat waktu semakin mengembang. Dan ajaibnya, kopaja S.602 yang lewat ini adalah kopaja yang pagi tadi saya tumpangi!
Dari sekian banyak armada kopaja di ibu kota, saya dipertemukan kembali dengan
kopaja yang satu ini hahaha. Supir dan kerneknya masih sama kayak tadi pagi.
Saya sempet senyum-senyum sendiri di dalam kopaja pas ngalamin kejadian ini
hahaha, ajaib!
Si Bapak Kernek Kopaja Ajaib |
Sebenernya
saya pengen ngambil foto kopajanya, tapi siang itu nggak sempet ngambil
fotonya. Sampai sorenya, kejadian ajaib muncul kembali. Saya ketemu dengan
kopaja S.602 yang sama lagi! Hahaha. Buru-buru saya ambil kamera terus
mengambil fotonya.
Hikmah
yang bisa diambil adalah...
1.
Harus tenang saat menghadapi masalah dan berpikir jernih untuk mencari solusi.
2.
Gercep! Iya gerak cepat dalam mengambil kesempatan dan keputusan.
3.
Smartphone is needed in this era.
4. Bawa
bekal yang cukup! Terutama stok air, biar nggak kehausan pas jalan.
0 comments :