Kopaja Ajaib

6:00 PM Makhfuzi Fahmi 0 Comments


Minggu, 25 Oktober 2015 - Late post.

"Di sebuah halte busway bernama Duren Tiga, daerah Jakarta Selatan..."

Shock.
Adalah ekspresi ketika membaca pengumuman di pintu masuk halte busway yang bertuliskan "Halte busway ditutup sampai jam 12 karena jalanan digunakan untuk lari marathon.

Bayangkan, dari kostan udah semangat banget mau jalan-jalan tiba-tiba dihadang sama tulisan macam gitu. Remuk hati adek, bang! </3. Mau balik, malu lah sama tetangga udah pamitan mau jalan. Mau lanjut jalan, ngga ngerti mau naik apa lewat mana haha.

Saya sempat nanya sama dua anak SMP yang lewat depan saya saat itu, angkutan umum apa yang ngelewatin Monas. Tapi mereka nggak tahu. Duh, ternyata ga semua orang Jakarta ngerti Jakarta. Kalau udah kayak gini ceritanya mari kita tanyakan saja pada ahlinya... Mbah Google! Mbah Google emang sangat membantu disaat-saat genting seperti ini. Pada saat itu saya mencari trayek kopaja yang menuju Museum Nasional Indonesia, trayeknya yang melewati Monas atau minimal yang mendekati Monas lah. Sampai akhirnya ketemu kode S.602. Menurut petunjuk yang saya temukan, itulah kopaja yang harus saya naiki menuju Monas.

Nggak lama setelah itu, datang juga S.602 lewat koridor busway. Karena posisi saya di seberang koridor busway otomatis saya harus nyeberang dong, trus ngelompatin pembatas koridor kayak atlet lompat tinggi gitu biar bisa masuk ke kopaja (lebay, don't try this anyway). Sebelum masuk kopaja saya nanya dulu ke Pak Kerneknya...

"Lewat Monas ga, Pak?" tanya saya (udah ngelangkahin satu kaki ke pintu tuh)
"Yaa nanti sesampainya aja lah, Neng." kata si Pak Kernek (dua kaki saya udah di dalam kopaja, kopaja mulai jalan).

DANGGGG!!

Perasaan saya langsung ga enak karena Pak Kernek memberi jawaban yang nggantung. Pak, nggak enak kali digantungiiin. Roman-romannya saya bakal turun di tempat antah berantah nih. Dan bener aja, semua jalan menuju Monas emang ditutup termasuk jalurnya S.602. Si S.602 pun cari jalur lain sampai akhirnya tiba di tujuan akhir yaitu... Tanah Abang.

DANGGGG!! (2)

Men, ini sih sama sekali nggak lewat Monas ya. Saya ngerasa kayak orang ilang di jalanan. Walau begitu saya berusaha untuk tetep kalem dan terlihat cool aja, biar ngga keliatan kayak orang bingung. Ohya, sebelumnya saya udah nyari info angkutan apa yang bisa saya naiki dari Tanah Abang menuju Monas, buat antisipasi kalau di turunin di Tanah Abang (yang akhirnya kejadian juga).

Sambil jalan ke tempat yang lebih ramai, saya memperhatikan angkot-angkot yang lewat. Angkot yang saya cari adalah nomer 08, jurusan kota. Sekitar tiga menitan saya memperhatikan angkot-angkot yang lewat, sayangnya saya nggak melihat ada angkot 08 yang lewat. Hmm, mungkin memang nggak lewat jalan ini pikir saya. Saya memutuskan untuk bertanya pada petugas Dishub yang sedang berjaga. FYI kalo di Jakarta hati-hati kalau mau nanya-nanya. Baiknya nanya sama orang yang memang bisa dipercaya misal polisi atau petugas resmi utusan pemerintah. Nah pas saya nanya ke Pak Dishub tiba-tiba dari arah lain muncul angkot yang digadang-gadang! Angkot 08 *.* Walaupun gak kekejar, setidaknya udah tau harus nunggu si 08 ini dimana.

Allah baik banget sama saya.
Walaupun menurut info Pak Dishub angkot 08 itu jarang lewat di depan Tanah Abang Blok B, tapi nggak pake lama si 08 datang menghampiri dan mengantarkan saya mendekati tujuan :')

Kisah naik angkutan umum belum berakhir sampai disitu, teman-teman. Setelah puas muter-muter menjelajah museum. Sekitar jam 11 saya keluar dari tempat tersebut kemudian mencari tempat duduk sambil menunggu busway kembali beroperasi. Sekitar satu jam saya menunggu sampai kerongkongan kering kerontang rasanya, akhirnya pintu halte dibuka juga. Ada tiga jurusan di halte Monas, saya memilih jurusan Ragunan. Akan tetapi baru aja duduk belum ada satu menit di dalam halte, ada petugas busway menghampiri.
"Mba mau ke arah Ragunan? Busway Ragunan baru dilepas sekitar jam setengah duaan, Mba."

DANGGGG!! (3)

Apaaah. Setengah dua?? Hello, cukup sudah saya menantikan kehadiranmu selama satu setengah jam, Busway. FYI, saya udah ada janji jam 2!

"Tapi kalau nggak naik busway naik apa dong??" dalam hati berbisik. Secara posisi udah diujung koridor busway, sedangkan antrian di belakang saya bejubelnya nggak ketulungan. Seperti terjebak.

Dan lagi, Allah baiiiiik banget sama saya. Pertanyaan saya dijawab seketika dengan munculnya sebuah kopaja dari kejauhan. Iya kopaja. Kamu tau nomernya berapa? S.602! Harapan untuk bisa kembali ke kost tepat waktu semakin mengembang. Dan ajaibnya, kopaja S.602 yang lewat ini adalah kopaja yang pagi tadi saya tumpangi! Dari sekian banyak armada kopaja di ibu kota, saya dipertemukan kembali dengan kopaja yang satu ini hahaha. Supir dan kerneknya masih sama kayak tadi pagi. Saya sempet senyum-senyum sendiri di dalam kopaja pas ngalamin kejadian ini hahaha, ajaib!
Si Bapak Kernek Kopaja Ajaib
Sebenernya saya pengen ngambil foto kopajanya, tapi siang itu nggak sempet ngambil fotonya. Sampai sorenya, kejadian ajaib muncul kembali. Saya ketemu dengan kopaja S.602 yang sama lagi! Hahaha. Buru-buru saya ambil kamera terus mengambil fotonya. 
Kopaja Ajaib
Hikmah yang bisa diambil adalah...
1. Harus tenang saat menghadapi masalah dan berpikir jernih untuk mencari solusi.
2. Gercep! Iya gerak cepat dalam mengambil kesempatan dan keputusan.
3. Smartphone is needed in this era.
4. Bawa bekal yang cukup! Terutama stok air, biar nggak kehausan pas jalan.




0 comments :

Featured Store on Tees!

6:00 PM Makhfuzi Fahmi 0 Comments

Beberapa minggu yang lalu saya mendapat kabar gembira via email dari Tees. Bunyinya begini...


"Selamat! Toko kamu terpilih sebagai featured stores minggu ini..."


Alhamdulillah, seneng rasanya begitu tau toko saya di tees yang bernama PLY terpilih menjadi featured store. Saya mendapat kesempatan diwawancarai melalui email oleh Marshelia (crew-nya Tees) dan juga dapet beberapa souvenir yang desainnya saya bikin sendiri. Seneng? Seneng? Pastinyaaa :D

By the way, mungkin ada yang belum tau dan bertanya-tanya Tees itu apaan. Saya jelaskan secara singkat aja ya. Tees itu semacam tempat para desainer bisa submit karyanya ke website Tees kemudian menjual karya tersebut dalam berbagai produk yang disediakan oleh Tees. Bisa dalam bentuk kaos, tote bag, block note, print, dan lain sebagainya. Jadi desainer nggak perlu susah-susah mikir gimana caranya bikin produk. Cukup bikin toko di Tees, bikin desain, submit, atur posisi pada template yang disediakan, tentukan harga jualnya, udah deh tinggal nunggu ada yang beli. Simpel banget kan.


Nah, berhubung saya punya hobi desain, sering iseng-iseng desain trus bingung desainnya mau diapain akhirnya saya memutuskan untuk membuat toko di Tees. Kayak begini nih penampakan toko saya di Tees.

Kebanyakan desain yang saya buat saya aplikasikan ke produk kaos, casing hp dan tas. Buat kamu yang mau beli, bisa banget loh mampir ke toko saya *promosi* hehehe.

Balik lagi ke topik Featured Store. Hasil wawancara yang saya lakukan bisa dilihat di blognya Tees (bisa klik di sini). Saya mendapat beberapa souvenir yang desainnya saya bikin sendiri. Ada tujuh item! Lumayan banyak kan, bagus-bagus lagi, bisa cek blognya Tees kalau mau lihat hehe. Dan lagi, toko saya jadi terpampang di halaman depan Tees!

Terima kasih atas apresiasinya Tees! Sukses terus.









0 comments :

Best Moments - Pendidikan Sikap, Mental dan Disiplin

6:00 PM Makhfuzi Fahmi 0 Comments

Baca juga: Tips mengikuti Samapta, klik di sini.

“Derap langkah nan gagah perkasa. Seirama dan satu suara. Sambil bernyanyi lagu hura-hura itulah kami siswa Indonesia Power!” Itulah sepenggal lirik lagu yang kami nyanyikan saat latihan di pusat pendidikan.
Tanda tangan kontrak di perusahaan pada tanggal 6 April 2015 telah mengantarkan kami menuju pintu gerbang Pusat Pendidikan Zeni TNI AD Bogor untuk melaksanakan pendidikan prajabatan yang pertama yaitu pendidikan sikap, mental dan disiplin.

“Pendidikan sikap, mental dan disiplin?”
Ada banyangan tentang pendidikan ini? Sengaja nggak nyari tau banyak-banyak soal pendidikan semacam itu, biar surprise. Mmm, aslinya biar nggak mikir yang aneh-aneh sih haha. Anyway, sudah lama saya menantikan kegiatan yang seru dan menantang, jadi ini adalah momen yang pas... mengikuti kegiatan baru, bersama teman-teman baru, tempat baru dan yang pasti pengalaman baru.

“Kegiatan kami...”
Selama sepuluh hari kami mengikuti rangkaian kegiatan yang sudah diatur oleh pusdik. Setiap harinya dimulai dengan kegiatan wajib seperti senam pagi, sarapan, apel pagi dan lain sebagainya, kemudian penerimaan materi di kelas, materi di lapangan, serta latihan luar.
Apel Pagi
Latihan luar dilaksanakan di Gunung Pancar, dan sebagian besar jenis materinya adalah praktik. Ada P3K, mountenering, latihan simulasi tempur, caraka malam, outbound, navigasi darat, dan yang lain sebagainya. Semua kegiatan nggak jauh-jauh dari pembinaan fisik dan karakter. Fisik dilatih, mental ditempa, otak pun harus tetap bisa mikir jernih dalam keadaan seberat apapun. Semua kegiatan tersebut harus dijalani dengan disiplin. Kalau nggak? Siap-siap aja dapet hadiah! x)) *if you know what i mean*
Latihan Luar
“Para pelatih kami...”
Sebenarnya pelatih kami jumlahnya banyak. Tapi ada beberapa pelatih yang selalu ada saat pendidikan berlangsung. Mereka adalah Dansatsis, kalau nggak salah kependekan dari Komandan Satuan Siswa (maaf kalau kurang tepat hehe). Seseorang yang mengawasi proses pendidikan serta membawahi Batih dan beberapa Dankelas. Batih atau Bintara Pelatih adalah seseorang yang melatih kami selama pendidikan. Batih dibantu oleh beberapa Dankelas atau Komandan Kelas dalam mendidik para siswa. 

Yang ada dalam uneg-uneg...”

Seru!
Ini adalah kali pertama saya mengikuti pendidikan yang diampu langsung oleh militer. To be honest I feel so proud! Jarang-jarang kan orang sipil bisa merasakan pendidikan yang diampu langsung sama militer? Bisa melihat sedikit kehidupan militer yang sebelumnya sama sekali nggak pernah terbayangkan. Dan yang lebih seru lagi bisa merasakan sedikit dari banyak kegiatan mereka. Seru banget! Walaupun agak kaget pas awal, tapi alhamdulillah saya bisa beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang baru. Kuncinya, di bawa enjoy aja! ;)

Pendidikan yang Mendidik
Di pusat pendidikan saya menyadari bahwa pendidikan sikap, mental dan disiplin adalah sesuatu yang bisa tercipta melalui kebiasaan. Jadi tidak bisa secara tiba-tiba muncul. Butuh waktu untuk membentuk semua itu agar tertanam dalam diri siswa. Dan tentunya butuh pelatih yang profesional, yang mampu mendidik dengan baik, mengawasi perilaku siswa agar tetap dalam koridor yang benar dan mampu menyampaikan muatan-muatan dari setiap kegiatan.

Hal yang saya sangat ingat saat mengikuti pendidikan ini adalah momen ketika saya dan teman-teman diberi tekanan tinggi yang menguji limit ketahanan kami, rasanya pengen berontak, lalu dalam hati ngedumel “ngapain sih ngelakuin beginian??” Namun di akhir, pelatih menjelaskan kepada kami alasan untuk melakukan hal tersebut. Ternyata ada makna disetiap tindakan yang pelatih instruksikan dan poin pentingnya hal itu disampaikan secara gamblang. Sebagai seorang yang awam dengan pelatihan sikap, mental dan disiplin, sebuah konklusi yang disampaikan pelatih membantu saya memahami untuk apa saya melakukan hal tersebut. Efeknya saya jadi merasa kalem dan ikhlas dalam menjalani setiap kegiatan. *eaaa*

Perubahan Fisik
Jelas ada, terutama bagian warna kulit. Brightness-nya turun drastis. Kalau di photoshop mungkin udah -70 kali. Hitam legam, kucel kayak anak layangan hahaha. Kemudian kaki yang mulus berubah menjadi bersisik dan mengelupas karena kelamaan memakai sepatu PDL yang pada akhirnya menimbulkan ruam di kulit. Gimana nggak ruam, mau kering mau basah yang dipakai ya satu sepatu itu T-T.

Menguras Tenaga
Banget! Setiap selesai apel malam nggak ada pikiran lain selain tidur. Tenaga rasanya kayak dikuras habis-habisan. Habis bisss. Melihat kasur itu bagaikan surga dunia. Tidur pasti pulas saking capeknya mengikuti kegiatan seharian, sampai-sampai nggak peduli sama kamar paviliun yang kalau dipikir-pikir serem juga ternyata. Tepar! Iya tepar banget sampai tidur selama sepuluh hari berturut-turut nggak ada mimpinya hahaha.

Best Moments
Sepertinya selama seumur hidup saya nggak akan pernah melupakan momen-momen selama di pusdik. Banyak momen-momen tak terlupakan yang mungkin nggak cukup diceritakan dalam satu hari. Dari banyak momen yang tersimpan, ada beberapa yang menjadi favorit saya. Mau tau?

1. Mendadak jadi leader yel-yel


Saya dan Kak Hest sedang memimpin yel-yel
Walaupun dalam keadaan capek, lemes, kaki pegel-pegel dan badan bau apek(?) kalau udah diminta yel-yel pasti semuanya kembali bersemangat. Semua teriak sekencang-kencangnya. Oh ya fyi, di angkatan saya perbandingan siswa laki-laki dan perempuan perbedaannya sangat jauh, 59:2. Yang artinya dari 61 siswa hanya ada 2 perempuan di antara 59 laki-laki. Oleh karena itu 2 srikandi ini selalu menjadi sorotan di setiap kegiatan, dan otomatis kami berdua menjadi sasaran empuk saat ada momen-momen yang diminta untuk tampil ke depan :))

2. Menenteng senjata peninggalan 
Senjata itu bernama Garand (baca: jeren). Sebuah senjata klasik laras panjang yang digunakan oleh para pejuang saat mengusir penjajah. Itu berarti umur senjata ini sudah tua sekali. Beratnya sekitar 4 - 5 kg, dan itu adalah beban yang harus kami bawa sehari-hari selama latihan. Hari-hari kami tidak pernah jauh-jauh dari Garand. Sampai-sampai saya merasa lengan saya semakin berotot gara-gara tiap hari bawa senjata *lol*. Selain menenteng senjata, kami juga diajarkan berbagai sikap ketika membawa senjata seperti hormat senjata, sikap siap atau istirahat saat membawa senjata, serta cara membawa senjata saat berjalan maupun berlari. Hal yang tidak boleh dilakukan adalah meninggalkan senjata tanpa ada yang bertanggung jawab. Prinsipnya "lebih baik kehilangan satu nyawa daripada kehilangan satu senjata" (y).

3. Membangun Bivak

Dalam rangka latihan luar, kami semua diharuskan membuat bivak sebagai tempat bermalam. Sebelumnya kami sudah diajarkan bagaimana membangun sebuah bivak oleh pelatih. Teori lolos lah ya, begitu praktik... eng ing eng... Sudah sekuat tenaga kami membangun bivak, tapi nampaknya konstruksinya masih saja kurang layak huni hahaha. Untung cuaca pada saat itu sedang bagus, jadi sedikit mengurangi kekhawatiran :d


4. Bongkar Pasang Senjata

Ini dia best from the best moments ever! Bongkar pasang senjata. By the way, foto ini diambil saat acara penutupan diklat. Sepuluh siswa tampil ke depan memperagakan bongkar pasang senjata. Itu senjata beneran loh, namanya M16. Jadi pas display di depan kami mempreteli M16, menunjukkan bagian per bagian kepada tamu undangan, setelah itu merakitnya kembali secara bersamaan. You know what, it's amazing!

6. Sharing and Relaxing
Momen yang saya tunggu-tunggu setelah seharian mengikuti kegiatan adalah momen cerita santai jam 8. Terlebih kalau yang ngisi Batih. Ceritanya banyak, dari yang serius, semi serius, sampai nggak serius ada hahaha. Batih is the best pokoknya!

Banyak hal yang saya dapatkan ketika mengikuti pendidikan. Saya belajar tentang pentingnya kedisiplinan, kerjasama, kepedulian, perjuangan, berpikir taktis, ketahanan fisik dan mental, dan banyak lagi yang lainnya. Satu hal yang sangat membekas dipikiran saya adalah sebuah pemikiran tentang ketangguhan. Bahwa manusia dapat melakukan berbagai hal sekali pun itu berat asalkan manusia tersebut mampu mendorong jauh sifat keputusaan dalam dirinya. 

"Apa pun bisa kita lakukan, kecuali makan kepala sendiri. Tinggal kitanya saja, mau melakukan atau tidak." - Batih.

Baca juga tips ketika akan mengikuti samapta yuk? Klik di sini ;)



0 comments :

Jelajah Sejarah - Museum Nasional Indonesia

6:00 AM Makhfuzi Fahmi 0 Comments

Ada yang belum pernah ke Museum Nasional Indonesia? Kamu yang di Jakarta harusnya udah bolak balik ke sini. Rugi berat kalau belum nyempetin main ke museum terkece di seantero DKI Jakarta ini.
Musem Nasional Indonesia (Gedung A)
Museum Nasional Indonesia yang sering juga disebut Museum Gajah terletak di tengah-tengah kota tepatnya Jl. Medan Merdeka Barat No. 12, Jakarta Pusat. Kamu bisa naik busway lalu turun di halte Monas. Udah deh setelah itu tinggal nyeberang, langsung sampai di pelataran museum. Untuk masuk ke dalamnya, pengunjung cukup membeli tiket masuk seharga Rp 5000. Setelah itu pengunjung dapat menjelajah museum sepuasnya.
Tiket Masuk
Museum Nasional memiliki bentuk bangunan yang megah dengan arsitektur gaya Eropa. Entah kenapa ya saya selalu suka kalau melihat bangunan-bangunan peninggalan zaman Belanda. Terlihat kokoh, langit-langitnya yang tinggi memberi efek luas dan sejuk pada ruangannya, selalu ada taman hijau yang cantik, nyaman dilihat dan setiap bangunan seperti punya kisah tersendiri. Kira-kira seperti itu yang terlintas dipikiran saya saat meilhat bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang masih terawat dengan baik.
Bagian Depan Musem Nasional Indonesia (Gedung B)
Icon di Depan Museum Nasional Indonesia
Sebagai orang Indonesia, udah semestinya mengenal negerinya sendiri. Bukan berarti menggurui, wawasan saya mengenai Indonesia sebenernya belum seberapa. Tapi nggak ada salahnya kalau mulai mempelajari sejarah dan budaya bangsa kita sendiri kan? Salah satu caranya ya dengan mengunjungi museum. Saya sangat bangga ketika berkunjung ke Museum Nasional Indonesia. Lewat koleksinya, Museum Nasional Indonesia memperlihatkan dan menyadarkan saya bahwa Indonesia merupakan sebuah negara yang KAYA. Iya kaya banget!! Kaya akan seni dan budaya. Saya takjub begitu melihat berbagai koleksi buatan tangan-tangan pribumi dari daerah barat hingga timur Indonesia.

Di Museum Nasional Indonesia, saya bisa melihat upaya pemerintah untuk membuat museum dengan konsep yang bisa menaungi seluruh kekayaan negeri. Terlihat dari penataan koleksinya yang terbagi menjadi beberapa kategori di gedung A dan B. Gedung A sebagai pusat koleksi dari jaman prasejarah hingga koleksi sejarah Indonesia. Sedangkan gedung B dibuat dengan tema koleksi yang lebih modern. Seperti iptek, organisasi sosial dan pola pemukiman, manusia dan lingkungan, dll.
Ruang Belanda - Portugis
Meriam Peninggalan Zaman Belanda - Portugis
Banyak sekali koleksi yang bisa dilihat di gedung A, dan yang paling menarik perhatian saya adalah koleksi arkeologi yang terletak di halaman dalam gedung A. Asli kamu harus ke sini! Koleksi patung-patung Hindu-Budha ditata secara apik di kanan dan kiri koridor. Dan yang nggak kalah menarik adalah koleksi arkeologi yang ditata sedemikian rupa sehingga membentuk taman yang ciamik! 
Halaman Dalam Museum Nasional Indonesia (Gedung A)
Halaman Dalam Museum Nasional Indonesia (Gedung A)
Arca Ganesha
Selain itu, di gedung A juga terdapat beragam koleksi tekstil dari berbagai daerah, keramik dari dalam dan luar negeri, serta beragam etnografi Indonesia yang bisa dinikmati pengunjung. 
Koleksi Tekstil dari Kalimantan
Koleksi Keramik
Koleksi Gamelan Jawa Tengah
Buat jelajah museum ini saya membutuhkan waktu kurang lebih dua jam. Lama ya? Iya. Soalnya pas di dalam museum rasanya saya seperti tersihir oleh koleksi-koleksi yang dipajang. Rasanya sayang kalau melewatkan display-display yang ditata rapi dan cantik.

Nggak mau kan melewatkan museum yang satu ini? 
Bagi yang berminat menjelajahi Museum Nasional Indonesia bisa datang dari hari Selasa sampai Minggu, dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore (weekdays) dan jam 8 pagi sampai jam 5 sore (weekend).

0 comments :

Ujian Kedua Setelah Skripsi

6:54 AM Makhfuzi Fahmi 2 Comments

"Hari yang indah, ku tunggu-tunggu, sudah saatnya kita.... ujian!

Setelah kurang lebih lima bulan menempuh rangkaian kegiatan On The Job Training (OJT), akhirnya tiba juga hari yang bersejarah ini. Hari uji project assignment (PA)! Sebelumnya saya telah menempuh pendidikan sikap, mental dan disiplin (semacam pendidikan semi militer) selama sepuluh hari. Selanjutnya mengikuti orientasi perusahaan selama tujuh hari, pembidangan selama 40 hari dan terakhir adalah OJT selama lima bulan. Perjalanan yang lumayan panjang kan untuk menjadi pegawai?

Ngerasain OJT lima bulan itu rasanya lama banget! Pengennya cepet-cepet ujian PA. Tapi begitu deket-deket tanggal ujian PA, rasanya deg-degan nggak karuan. Mendadak mules. Mikir inilah itu lah, takut dapet pertanyaan di luar ekspektasi lah. Macem-macem. Tapi saya berusaha untuk tetep calm down dengan menyiapkan yang perlu disiapkan. Daripada mikir yang engga-engga mendingan buat mikir yang iya iya. Iya nggak? Mind power, selalu berpikir positif akan membuat kondisi jiwa menjadi lebih tenang *pose meditasi*.

Project Assignmet
Judul PA Saya
Fyi PA itu seperti skripsi di perkuliahan. Jadi, salah satu syarat agar bisa lulus dari program OJT adalah dengan mengerjakan PA. Nah PA untuk siswa OJT bidang Sistem Informasi umumnya dituntut menghasilkan suatu produk aplikasi. Untuk membuat aplikasi sendiri sebenarnya memerlukan waktu yang banyak. Tapi kali ini kami hanya diberi waktu pengerjaan PA selama satu bulan. Men, dulu pas garap skripsi aja butuh waktu enam bulan! Lha sekarang ini cuma sebulan untuk melakukan analisis – perancangan – implementasi – hingga pengujian dengan tools enterprise yang benar-benar baru. Selain itu masih ada tanggungan lain yang harus dikerjakan. Bener-bener harus pinter mbagi waktu dan gercep (gerak cepat)!

The Day
Alhamdulillah presentasi berjalan dengan lancar. Tanggapan dari para penguji juga baik. Malah ada permintaan untuk pengembangan sistem lebih lanjut. Ok dapet tantangan baru. Walaupun keputusan final dari pihak manajemen belum keluar, tapi saya merasa LEGA BANGET karena tahap akhir ini sudah dilalui. Tinggal nunggu hasilnya, semoga selalu diberi yang terbaik oleh Allah SWT. Aamiin.

2 comments :

Precious Moment - My Graduation

6:00 AM Makhfuzi Fahmi 0 Comments


Tepat satu tahun yang lalu. Hari Sabtu, 1 November 2014 - adalah salah satu hari bersejarah bagi saya. Hari dimana kemauan, usaha dan doa benar-benar membuahkan sebuah hasil yang diidam-idamkan. Hari dimana saya berhasil melawan kemalasan, kekhawatiran, keputus asaan ketika mengerjakan sesuatu yang dinamakan skripsi.

Ya skripsi.
Adalah momok bagi sebagian mahasiswa tingkat akhir. Tapi mau nggak mau momok itu memang harus dihadapi selama statusnya masih mahasiswa agar bisa naik ke level selanjutnya. Tanpa ngerjain skripsi kita nggak bakal lulus, tanpa ngerjain skripsi beban hidup nggak bakal berkurang, tanpa ngerjain skripsi orang tua yang membiayai kuliah bakal terus nanyain ‘kapan wisuda?’. Tega nggantungin harapan orang tua buat anaknya? Kalau saya sendiri sih enggak.

Skripsi itu bukan hal yang mudah. Memang, saya akui itu. Walaupun nggak mudah tapi bukan berarti nggak bisa dikerjain kan? Buktinya dari beberapa generasi, sudah banyak puluhan ribu mahasiswa yang lulus termasuk saya. Kalau saya aja bisa teman-teman yang belum lulus juga pasti bisa. Tinggal niat, usaha ama doanya aja gimana.

Niat – usaha – doa.
Tiga hal yang menurut saya benar-benar penting dan harus selalu exist dalam pikiran dan tindakan. Kenapa? Karena tiga hal tersebut menjadi dasar saat kita akan dan ketika melakukan sesuatu. Niat untuk memperjelas tujuan yang harus dicapai, usaha adalah tindakan nyata untuk menggapai tujuan yang sudah diniatkan, kemudian doa untuk meminta ridho-Nya.
Tulis niat! Akan sangat membantu untuk selalu mengingatkan target yang harus diperoleh
Ketika terdampar dalam keterpurukkan, mulai males ngapa-ngapain ingat niat kembali, apa yang menjadi tujuan. Ketika sudah usaha kemudian mengalami kebuntuan, jangan berhenti. Berdoa dan berusahalah kembali, percayalah bahwa Allah akan memberi pertolongan yang nggak pernah kamu duga saat sedang berusaha. Keep moving forward!
Yakinlah usaha tidak akan mengkhianati hasil
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Qs. ar Ra’d : 11)




0 comments :